Selasa, 22 April 2014

TOPIK SKRIPSI

Jeni Anggraeni 5401411058

topik skripsi :

 1. Pengaruh Pengetahuan IT terhadap minat berwirausaha dengan online shop dibidang busana   mahasiswa S1 pendidikan tata Busana angkatan 2011 Universitas Negeri Semarang.

 2. Pengaruh mengkaji sumber ide terhadap peningkatan kreatifitas menggambar desain busana lanjut bagi mahasiswa Tata Busana angkatan 2012 Universitas Negeri Semarang.

 3. Hubungan minat berwirausaha bidang busana mahasiswa Tata Busana Universitas Negeri Semarang angkatan 2011, terhadap pemilihan busana limited edition dengan busana unlimited edition

Sabtu, 19 April 2014

Logo SMK AL-Huda


design by : manik puspito (Griya ra'suan)

GELAR KARYA

GELAR KARYA TJP FT UNNES

22 MEI 2014 Auditorium UNNES

TIKET VIP RP.90.000 KUOTA 212 KURSI FAILITAS : SNACK, LUNCH, MERCHANDISE, KATALOG, DOORPRIZE

REGULER : RP 20.000 KUOTA 750. FASILITAS : SNACK, MERCHANDISE, DOORPRIZE

PEMESANAN TIKET DI Winda Vadila no hp 085641781041 pin bb 74634326

DON'T MISS IT BRO SIS ^.^

Teknik Pewarnaan


Pengujian daya serap air



Busana atau pakaian merupakan kebutuhan pokok yang bersifat primer bagi manusia.pakaian berfungsi sebagai penutup tubuh dari pengaruh cuaca dan lingkungan, sekaligus berfungsi untuk memperindah penampilan bagi yang memakainya.teknilogi kemajuan tekstil member pengaruh yang sangat segnifikan terhadap perkembangan fungsi pakaian, dengan mengembangkan berbagai spesifikasi bahan tekstil.nano teknologi misalnya, menghasilkan produk tekstil yang dikenal dengan istilah smart textiles.  Yaitu bahan tekstil yang memiliki sensitifitas tinggi terhadap perubahan temperature, bahkan getaran.kain  atau bahan tekstil tersebut dimanfaatkan sebagai bahan tekstil untuk kesehatan karena mampu mengatasi masalah kelainan irama jantung, atau kematian mendadak pada bayi.
            Perkembangan dalam  bidang teknologi pakaian jadi juga tidak kalah pesatnya.proses pembuatan desain, pola, dan pemotongan kain dan penjahitan dilakukan dengan menggunakan computer dan mesin-mesin digital berkecepatan tinggi.semua aspek teknologi ini berpengaruh pada mutu pakaian yang dihasilkan.mesin-mesin dengan teknologi tinggi ini memiliki tingkat akurasi yang tinggi, sehingga dapat mengendalikan dan mengantisipasi cacat pada kain jadi.produktivitas meningkat dan selalu ditingkatkan untuk memenuhi permintaan konsumen.
Seiring dengan meningkatnya permintaan, tuntutan terhadap mutu juga semakin tinggi.konsumen lebih memilih pakaian jadi atau busan berkualitas untuk digunakan, dan segera melakukan complain bila harapan mereka tidak terpuaskan.oleh karena itu, industry pakaian jadi atau produsen pakaian harus semakin siap menghadapi harapan konsumen yang terus meningkat.produsen pakaian dituntut untuk dapat mngendalikan mutu pakaian yang dihasilkan, mulai dari tahap bahan baku sampai menjadi pakaian atau busana siap pakai.
            Pengetahuan atau keterampilan untuk menganalisis mutu bahan baku dan mutu pakaian jadi menjadi factor yang sangat penting sebagai bekal untuk menghasilkan produk pakaian jadi atau busana yang bermutu.
analisis mutu tekstil yang meliputi identifikasi serat, dekomposisi kain, analisis cacat kain, kenyamanan dan keawetan dilakukan pada saat memilih bahan baku untuk busana, untuk disesuaikan dengan tujuan pemakaian busana dan karakteristik desainya.dengan mengetahui mutu bahan tekstil ini, industry garmen dan konveksi yang memesan bahan baku dari industry tekstil, dapat melakukan pemeriksaan apakah bahan  baku tersebut sesuai karakteristik dengan yang diinginkan.dapat dikatakan bahwa pemeriksaan mutu bahan tekstil merupakan preventive action terhadap terjadinya cacat atau kondisi yang tidak sesuai pada pakaian jadi.pemeriksaan atau uji mutu ini juga dapat menghindarkan konsumen dalam hal industry pakaian jadi dari penipuan atau ketidaksesuaian harga.misalnya kain cacat tidak perlu dibayar dengan harga kain grade A.jadi, proses pemeriksaan mutu ini memberikan kepada pembeli posisis tawar (bargaining position) yang lebih baik.
            Analisis mutu busana digunakan untuk menentukan grade pakaian jadi, serta memberikan perlindungan kepada konsumen untuk tidak membeli pakaian dengan mutu yang rendah.kalaupun harus membeli, konsumen dapat memperoleh harga yang layak untuk mutu pakaian yang dibeli tersebut.
            Prosedur dan tek uji yang disajikan dalam analisis mutu tekstil dan busana ini, mengacu pada standart nasional Indonesia (SNI) untuk uji tekstil dan pakaian jadi.meskipun demikian terdapat penyesuaian-penyesuaian dalam acara uji dengan kondisi di apanagan.
Teknik uji yang dilakukan dwlam praktikum kali ini bertujuan mengetahui tingkat kemampuan kain untuk mengetahui tingkat kemampuan kain untuk menyerap air.








PEMBAHASAN

Pengujiandaya serap air adalah salah satu pengujian tingkat kenyamanan (comfortability)dipakai dari suatu bahan tekstil.daya serap air yang baik menunjukan kemampuan kain menyerap keringat, sehingga kain terasasejuk.daya serap air diukur melalui 3 indikator:
1.      Daya basah (wettability)
2.      Daya resap(wet pick up)
3.      Daya kapilaritas(kapilarity)

a.       Pengujian daya basah(wettability)
Daya basah menunjukan kecepatan pmbahasan kain.besarnya diukur berdasarkan waktu yang diperlukan kain untuk menyerap tetesan air yng jatuh pada permukaan kain tersebut dalam keadaan tegang.
Bahan: perca kain yang cukup luas (25x25 cm2), dan air
Alat: pipet kecil, pembidangan (ram) dan stopwatch

Cara uji:
Regang kain perca pada pembidangan, sehingga permukaan kain cukup tegang.
Tetesi permukaan kain tersebut dalam posisi mendatar dan jalankan stopwatch pada waktu yang bersamaan dengan saat penetesan air.
Amati saat ketika tetesan air menghilang dari permukaan kain karena terserap oleh kain.
Pada saat itu juga matikan  stopwatch dan cacat waktu pembasahan.
Lakukan sampai 5 kali pengukuran dan ambil harga rata-ratanya sebagai waktu pembasahan rata-rata.
Standar penilaian daya basah:
            0-2 menit: daya basah tinggi
            2-5 menit: daya basah sedang
Ø  5 menit :daya basah rendah
b.pengujian daya serap (wet pick up)
            pengujian daya serap bermaksud mengukur kemampuan kain menyimpan air secara normal bila kain tersebut direndam dalam air.daya resap dinyatakan dalam %WPU yang menunjukan perbandingan berat air yang ada dalam kain dengan berat kain dalam keadaan kering.
Cara uji :
-          Timbang satu persatu contoh uji, hitung berat rata-rata kain dalam keadaan kering (Bk)
-          Rendam ketiga helai contoh uji dalam air tersebut selama 10 menit
-          Aduk-aduk beberapa kali selama perendaman tersebut agar seluruh bagian kain terbasahi merata.
-          Angkat kain tersebut an tiriskan hingga tidak adak ada lagi air yang menetes
-          Timbang masing-masing contoh uji dalam keadaanbash tersebut, dan hitung harga rata-ratanya sebagai berat bash (Bb)
-          Hitung %WPU


PEMBAHASAN
Produksi busana skala industri memerlukan kejelian terhadap jenis kain yang akan digunakan, terutama kontruksinya, apakah sudah sesuai kebutuhan dan harapan konsumen, apakah sudah sesuai dengan pesanan kita keindusti tekstilnya,untuk itu, sebelum digunakan perlu dilakukan pemeriksaan terhadap kontruksi kain.prosrs pemeriksaan itu dikenal sebagai dekomposisi kain atau ilmu urai kain.
Tipe jenis kain berbeda kontruksinya.dekomposisi kain atau ilmu urai kain adalah suatu teknik untuk mengetahui kontruksi kain, khususnya kain tenun.kontruksi kain tenun ditetapkan berdasarkan
1.      Berat kain/m2
2.      Kerapatan kain(tetal lusin dan tetal pakan)
3.      Crimf benang lusi dan pakan
4.      Kehalusan atau nomor benang lusi dan pakan
5.      Anyaman kain

1.      Kontruksi kain
Bahan              : kain perca ukuran 10 cmx 10 cm, yang akan ditentukan kontruksinya
Alat-alat          : mistar, gunting, jarum, timbangan analistis/listrik


            Jarum pentul                            Mistar                          Gunting kain


timbangan analitis                   Penggaris                      Loupe
Cara uji
·         tentukan arah lusi dan arah pakan kain
·         cabutlah benang pada kain untuk meluruskan garis lusi dan pakan
·         Guntinglah kain dengan bentuk persegi panjang 10 cm kearah lusi dan 10 cm kearah pakan
·         Timbanglah berat kain tersebut dengan timbangan analitis, misalnya a gram
·         Hitung berat kain /m2 yaitu :100x a gram
·         Bandingkanlah berat kain tersebut dengan standar berikut untuk menentukan kontruksinya
·         Standar: kontruksi ringan                                : 0-99 g/m2
Kontruksi sedang atau medium       :100-139 g/m2
Kontruksi setengah berat                 :140-250 g/m2
Kontruksi berat                                : >250 g/m2
Analisis data
a1     = awal 0,13 g
           akhir 1,07 g
a2     = awal 0,13 g
           akhir 1,06 g
a3     = awal 0,14 g
           akhir 1,09 g
a1     = 1,07 – 0,13 = 0,94 g
a2     = 1,06 – 0,13 = 0,93 g
a3     = 1,09 – 0,14 = 0,95 g
∑a   = a1 + a2 + a3 = 0,94 + 0,93 + 0,95 = 2,82 g
Rata-rata a = ∑a /3 = 2,82 / 3 = 0,94 g
Berat kain = 0,94 x 100 = 94 g/m2
Jadi kain yang di amati termasuk dalam konstruksi kain ringan
2.      TETAL LUSI DAN TETAL PAKAN
Bahan              :kain perca ukuran 10 cmx 10 cm yang akan ditentukan kerapatanya.
Alat-alat          :mistar, loupe(pick glass), gunting, jarum
Cara uji
·   Letakanlah loupe atau pickglass diatas permukaan kain dengan posisi tegak lurus sejajar dengan arah lusi dan arah pakan
·   Amati dan hitunglah jumlah helai benang pada arah pakan sepanjang 1  cm atau 1 inchi, sehingga diperoleh tetal lusi dalam satuan helai/inchi atau helai/cm
·   Ulngi perhitungan sampai 3kali, kemudian hitunglah nilai rata-rata tetal lusi dengan menjumlahkan ketiga angka ukuran misalnya(a1, a2, a3) helai/cm atau helai/inchi, kemudian dibagi tiga sehingga diperoleh 1 helai/cm atau 1 helai/inchi
·   Lakukan sama hal yang sama untuk menghitung nilai rata-rata tetal pakan
·   Bandingkanlah hasil perhitungan tetal lusi dn tetal pakan dengan standart untuk menentukan tingkat kerapatan kontruksi kain.
Satndar:  kerapatan rendah                                 : < 99   helai/inchi
               Kerapatan sedang atau medium          : 100-139 helai/inchi
               Kerapatan tinggi                                 : 140-250 helai/inchi   
Bila tidak terdapat loupe atau pickglass, menghitung jumlah helai lusi dn pakan ini dapat dilakukan dengan menghitung kain sepanjang 1 cm kearah pakan untuk menentukan tetal lusi dan 1cm kearah lusi untuk menentukan tetal pakan.jumlah helai benang pada jarak 1 cm tersebut menu7ntukan tetal lusi8 dan tetal pakan dalam helai/inchi.
Analisis data
Tetal Lusi = l1+ l2 + l3 = 136 + 124 + 69 = 329 helai /inch
Rata- rata tetal lusi = 329 / 3 = 109,6 helai/inch
Pakan = p1 + p2 + p3 = 339 helai /inch
Rata – rata tetal pakan = 339 / 3 = 113 helai/inch
Jadi tetal lusi termasuk dalam kerapatan sedang atau medium dan tetal pakan termasuk dalam kerapatan sedang atau medium
3.      CRIMP BENANG LUSI DAN PAKAN
Bahan              : kain perca ukuran 10 cmx 10 cm
Alat-alat          : mistar, gunting
Cara uji
·         Ambil dan keluarkan benang lusi dan benang pakan dari setiap sisi kain persegi 10 cmx 10 cm , masing-masing sisi lima helai
·         Kelompokanlah m asing-masing benang lusi 10 helai dan benang pakan 10 helai, dengan panjang rata-rata 10 cm.
·         Setiap helai benang lusi diregang lurus pada permukaan mistar, diperoleh C1,C2,C3,C4,C5,C6,C7,C8,C9,C10 dalam satuan cm
·         Hitung panjang benang lusi rata-rata, dengan menjumlahkan C1+C2+C3+C4+C5+C6+C7+C8+C9+C10 kemudian membagi dengan 10, misalnya diperoleh : C lusi cm
·         Maka crimp benang lusi ditentukan dengan rumus :

% Crimp lusi =  C lusi – 10  
                                                                                X 100 %
                                                                  10 
·         Lakukan hal yang sama untuk benang pakan untuk menghitung panjang rata-rata misalnya : C pakan cm
·         Maka Crimp benang lusi ditentukan dengan rumus :

% Crimp pakan = C pakan – 10  
                                                                                X 100 %
                                                                  10 
Analisis data
Percobaan 1
panjang lusi = 10,2+10,2+10,6+10,7+10,4+10,6+10,3+10,2+10,4+10,5 = 104,2 cm
C lusi = 104,2 /10 = 10,42 cm
% Crimp lusi =  C lusi – 10  
                                                                                X 100 %
                                                                  10 
=  10,42 – 10  
                                                                                X 100 %
                                                                  10        
                                                         = 4,2 %
panjang pakan = 10,2+10,2+10,2+10,6+10,2+10,3+10,4+10,7+10,2+10,2 = 103,2 cm
C pakan  = 103,2 / 10 = 10,32 cm
% Crimp pakan = C pakan – 10  
                                                                                X 100 %
                                                                  10 
=  10,32 – 10  
                                                                                X 100 %
                                                                  10        
                                                         = 3,2 %
Percobaan 2
panjang lusi =10,1+10,1+10,1+10,1+10,1+10,1+10,3+10,3+10,0+10,2 = 101,4 cm
C lusi = 101,4/10 = 10,14 cm
% Crimp lusi =  C lusi – 10  
                                                                                X 100 %
                                                                  10 
=  10,14 – 10  
                                                                                X 100 %
                                                                  10        
                                                         = 1,4 %

panjang pakan = 10,1+10,5+10,1+10,2+10,7+10,1+10,5+10,1+10,6+10,0 = 102,9 cm
C pakan  = 102,9 / 10 = 10,29 cm

% Crimp pakan = C pakan – 10  
                                                                                X 100 %
                                                                  10 
=  10,29 – 10  
                                                                                X 100 %
                                                                  10        
                                                         = 2,9 %

Percobaan 3
panjang lusi = 10,6+10,6+10,9+10,7+11+10,8+10,9+11+10,7+10,7 = 107,9 cm
C lusi = 107,9/10 = 10,79 cm
% Crimp lusi =  C lusi – 10  
                                                                                X 100 %
                                                                  10 
=  10,79 – 10  
                                                                                X 100 %
                                                                  10        
                                                         = 7,9 %

panjang pakan = 10,6+10,5+10,7+10,7+10,6+10,7+10,6+10,8+10,8+10,6 = 106,6 cm
C pakan  = 106,6/ 10 = 10,66 cm

% Crimp pakan = C pakan – 10  
                                                                                X 100 %
                                                                  10 
=  10,66 – 10  
                                                                                X 100 %
                                                                  10        
                                                         = 6,6 %


Jadi
Percobaan 1
% crimp lusi 4,2 %
% crimp pakan 3,2 %
Percobaan 2
% crimp lusi 1,4 %
% crimp pakan 2,9 %
Percobaan 3
% crimp lusi 7,9 %
% crimp pakan 6,6 %

4.      NOMOR BENANG LUSI DAN PAKAN

Bahan              : Benang lusi dan benang pakan yang telah diukur panjangnya + crimp
Alat                 : 1. Mistar
                          2. Timbangan listrik
Cara Uji           :
·         Periksalah jenis benang apakah benang-benang lusi dan pakan tersebut benang staple atau filament. Untuk benang staple kehalusan menggunakan sistim penomoran tidak langsung (Nm), sedangkan benang filament menggunkan sistim penomoran langsung (D)
·         Sepuluh  helai lusi sepanjang C cm yang telah diukur crimp-nya ditimbang dengan timbangan analitis atau listrik yaitu Y gram
·         Maka kehalusan benang tersebut dapat dihitung sebagai berikut       :
Nm =   10 X panjang (c ) 
                                                                     
                                                      Y gram
                                   
 D    =           9000
                                                                                X ( y gram)
                                                 10 X panjang ( c )
Analisis data
Benang lusi dan pakan merupakan benang stapel
Percobaan 1
Plusi      = 104,2 cm = 1,042 m
Blusi      = 0,02 g
Nm =   Plusi / Blusi = 1,042 / 0,02 = Nm 52,1
Ppakan    = 103,2 cm = 1,032 m
Bpakan    = 0,02 g
Nm =   Plusi / Blusi = 1,032 / 0,02 = Nm 51,7
Percobaan 2                    
Plusi      = 101,4 cm = 1,014 m
Blusi      = 0,02 g
Nm =   Plusi / Blusi = 1,014 / 0,02 = Nm 50,7
Ppakan    = 102,9 cm = 1,029 m
Bpakan    = 0,02 g
Nm =   Plusi / Blusi = 1,029 / 0,02 = Nm 51,4
Percobaan 3
Plusi      = 107,9 cm = 1,079 m
Blusi      = 0,02 g
Nm =   Plusi / Blusi = 1,079 / 0,02 = Nm 53,9
Ppakan    = 102,9 cm = 1,029 m
Bpakan    = 0,02 g
Nm =   Plusi / Blusi = 1,029 / 0,02 = Nm 53,3
Jadi semakin besar nomornya maka benang semakin halus

5.      ANYAMAN KAIN
Bahan              : kain perca ukuran 25 X 25 cm², yang akan ditentukan anyamannya
                          Kertas millimeter block atau kertas dengan desain kotak-kotak
Alat-alat          : 1. Mistar
                          2. Loupe ( pick glass)
                          3. Gunting
                          4. Jarum

Cara Uji           :
·         Letakkanlah kain diatas meja dengan posisi cahaya dari depan jatuh keatas kain
·         Letakkan kaca pembesar atau lup ( loupe) diatas kain pada arah lusi tegak llurus ( vertical)
·         Amatilah naik-turunnya benang lusi dan pakan untuk memahami silang anyaman
·         Gambarkan pola anyaman benang yang diamati pada kertas berkotak atau millimeter bllock yaitu dengan kotak terisi untuk menggambarkan lusi naik.
·         Pengamatan dapat juga dilakukan dengan mengurai benang pakan satu persatu, samping mengamati lusi-lusi yang naik dan turun.