topik skripsi :
Arsip Blog
Selasa, 22 April 2014
Sabtu, 19 April 2014
GELAR KARYA
GELAR KARYA TJP FT UNNES
22 MEI 2014 Auditorium UNNES
TIKET VIP RP.90.000 KUOTA 212 KURSI FAILITAS : SNACK, LUNCH, MERCHANDISE, KATALOG, DOORPRIZE
REGULER : RP 20.000 KUOTA 750. FASILITAS : SNACK, MERCHANDISE, DOORPRIZE
PEMESANAN TIKET DI Winda Vadila no hp 085641781041 pin bb 74634326
DON'T MISS IT BRO SIS ^.^
22 MEI 2014 Auditorium UNNES
TIKET VIP RP.90.000 KUOTA 212 KURSI FAILITAS : SNACK, LUNCH, MERCHANDISE, KATALOG, DOORPRIZE
REGULER : RP 20.000 KUOTA 750. FASILITAS : SNACK, MERCHANDISE, DOORPRIZE
PEMESANAN TIKET DI Winda Vadila no hp 085641781041 pin bb 74634326
DON'T MISS IT BRO SIS ^.^
Pengujian daya serap air
Busana
atau pakaian merupakan kebutuhan pokok yang bersifat primer bagi
manusia.pakaian berfungsi sebagai penutup tubuh dari pengaruh cuaca dan
lingkungan, sekaligus berfungsi untuk memperindah penampilan bagi yang
memakainya.teknilogi kemajuan tekstil member pengaruh yang sangat segnifikan
terhadap perkembangan fungsi pakaian, dengan mengembangkan berbagai spesifikasi
bahan tekstil.nano teknologi misalnya, menghasilkan produk tekstil yang dikenal
dengan istilah smart textiles. Yaitu
bahan tekstil yang memiliki sensitifitas tinggi terhadap perubahan temperature,
bahkan getaran.kain atau bahan tekstil
tersebut dimanfaatkan sebagai bahan tekstil untuk kesehatan karena mampu
mengatasi masalah kelainan irama jantung, atau kematian mendadak pada bayi.
Perkembangan dalam bidang teknologi pakaian jadi juga tidak
kalah pesatnya.proses pembuatan desain, pola, dan pemotongan kain dan
penjahitan dilakukan dengan menggunakan computer dan mesin-mesin digital
berkecepatan tinggi.semua aspek teknologi ini berpengaruh pada mutu pakaian
yang dihasilkan.mesin-mesin dengan teknologi tinggi ini memiliki tingkat
akurasi yang tinggi, sehingga dapat mengendalikan dan mengantisipasi cacat pada
kain jadi.produktivitas meningkat dan selalu ditingkatkan untuk memenuhi
permintaan konsumen.
Seiring
dengan meningkatnya permintaan, tuntutan terhadap mutu juga semakin tinggi.konsumen
lebih memilih pakaian jadi atau busan berkualitas untuk digunakan, dan segera
melakukan complain bila harapan mereka tidak terpuaskan.oleh karena itu,
industry pakaian jadi atau produsen pakaian harus semakin siap menghadapi
harapan konsumen yang terus meningkat.produsen pakaian dituntut untuk dapat
mngendalikan mutu pakaian yang dihasilkan, mulai dari tahap bahan baku sampai
menjadi pakaian atau busana siap pakai.
Pengetahuan atau keterampilan untuk
menganalisis mutu bahan baku dan mutu pakaian jadi menjadi factor yang sangat
penting sebagai bekal untuk menghasilkan produk pakaian jadi atau busana yang
bermutu.
analisis mutu tekstil yang meliputi identifikasi
serat, dekomposisi kain, analisis cacat kain, kenyamanan dan keawetan dilakukan
pada saat memilih bahan baku untuk busana, untuk disesuaikan dengan tujuan
pemakaian busana dan karakteristik desainya.dengan mengetahui mutu bahan
tekstil ini, industry garmen dan konveksi yang memesan bahan baku dari industry
tekstil, dapat melakukan pemeriksaan apakah bahan baku tersebut sesuai karakteristik dengan
yang diinginkan.dapat dikatakan bahwa pemeriksaan mutu bahan tekstil merupakan
preventive action terhadap terjadinya cacat atau kondisi yang tidak sesuai pada
pakaian jadi.pemeriksaan atau uji mutu ini juga dapat menghindarkan konsumen dalam
hal industry pakaian jadi dari penipuan atau ketidaksesuaian harga.misalnya
kain cacat tidak perlu dibayar dengan harga kain grade A.jadi, proses
pemeriksaan mutu ini memberikan kepada pembeli posisis tawar (bargaining
position) yang lebih baik.
Analisis
mutu busana digunakan untuk menentukan grade pakaian jadi, serta memberikan
perlindungan kepada konsumen untuk tidak membeli pakaian dengan mutu yang
rendah.kalaupun harus membeli, konsumen dapat memperoleh harga yang layak untuk
mutu pakaian yang dibeli tersebut.
Prosedur
dan tek uji yang disajikan dalam analisis mutu tekstil dan busana ini, mengacu
pada standart nasional Indonesia (SNI) untuk uji tekstil dan pakaian
jadi.meskipun demikian terdapat penyesuaian-penyesuaian dalam acara uji dengan
kondisi di apanagan.
Teknik uji yang dilakukan dwlam praktikum kali ini
bertujuan mengetahui tingkat kemampuan kain untuk mengetahui tingkat kemampuan
kain untuk menyerap air.
PEMBAHASAN
Pengujiandaya
serap air adalah salah satu pengujian tingkat kenyamanan
(comfortability)dipakai dari suatu bahan tekstil.daya serap air yang baik
menunjukan kemampuan kain menyerap keringat, sehingga kain terasasejuk.daya
serap air diukur melalui 3 indikator:
1. Daya
basah (wettability)
2. Daya
resap(wet pick up)
3. Daya
kapilaritas(kapilarity)
a. Pengujian
daya basah(wettability)
Daya
basah menunjukan kecepatan pmbahasan kain.besarnya diukur berdasarkan waktu
yang diperlukan kain untuk menyerap tetesan air yng jatuh pada permukaan kain tersebut
dalam keadaan tegang.
Bahan:
perca kain yang cukup luas (25x25 cm2), dan air
Alat:
pipet kecil, pembidangan (ram) dan stopwatch
Cara
uji:
Regang
kain perca pada pembidangan, sehingga permukaan kain cukup tegang.
Tetesi
permukaan kain tersebut dalam posisi mendatar dan jalankan stopwatch pada waktu
yang bersamaan dengan saat penetesan air.
Amati
saat ketika tetesan air menghilang dari permukaan kain karena terserap oleh
kain.
Pada
saat itu juga matikan stopwatch dan
cacat waktu pembasahan.
Lakukan
sampai 5 kali pengukuran dan ambil harga rata-ratanya sebagai waktu pembasahan
rata-rata.
Standar
penilaian daya basah:
0-2 menit: daya basah tinggi
2-5 menit: daya basah sedang
Ø 5
menit :daya basah rendah
b.pengujian daya
serap (wet pick up)
pengujian daya serap bermaksud
mengukur kemampuan kain menyimpan air secara normal bila kain tersebut direndam
dalam air.daya resap dinyatakan dalam %WPU yang menunjukan perbandingan berat
air yang ada dalam kain dengan berat kain dalam keadaan kering.
Cara uji :
-
Timbang satu persatu
contoh uji, hitung berat rata-rata kain dalam keadaan kering (Bk)
-
Rendam ketiga helai
contoh uji dalam air tersebut selama 10 menit
-
Aduk-aduk beberapa kali
selama perendaman tersebut agar seluruh bagian kain terbasahi merata.
-
Angkat kain tersebut an
tiriskan hingga tidak adak ada lagi air yang menetes
-
Timbang masing-masing
contoh uji dalam keadaanbash tersebut, dan hitung harga rata-ratanya sebagai
berat bash (Bb)
-
Hitung %WPU
PEMBAHASAN
Produksi busana
skala industri memerlukan kejelian terhadap jenis kain yang akan digunakan,
terutama kontruksinya, apakah sudah sesuai kebutuhan dan harapan konsumen,
apakah sudah sesuai dengan pesanan kita keindusti tekstilnya,untuk itu, sebelum
digunakan perlu dilakukan pemeriksaan terhadap kontruksi kain.prosrs
pemeriksaan itu dikenal sebagai dekomposisi kain atau ilmu urai kain.
Tipe jenis kain
berbeda kontruksinya.dekomposisi kain atau ilmu urai kain adalah suatu teknik
untuk mengetahui kontruksi kain, khususnya kain tenun.kontruksi kain tenun
ditetapkan berdasarkan
1. Berat
kain/m2
2. Kerapatan
kain(tetal lusin dan tetal pakan)
3. Crimf
benang lusi dan pakan
4. Kehalusan
atau nomor benang lusi dan pakan
5. Anyaman
kain
1. Kontruksi
kain
Bahan : kain perca ukuran 10 cmx 10 cm,
yang akan ditentukan kontruksinya
Alat-alat : mistar, gunting, jarum, timbangan
analistis/listrik
Jarum pentul Mistar Gunting
kain
timbangan
analitis Penggaris
Loupe
Cara uji
·
tentukan arah lusi dan
arah pakan kain
·
cabutlah benang pada
kain untuk meluruskan garis lusi dan pakan
·
Guntinglah kain dengan
bentuk persegi panjang 10 cm kearah lusi dan 10 cm kearah pakan
·
Timbanglah berat kain
tersebut dengan timbangan analitis, misalnya a gram
·
Hitung berat kain /m2
yaitu :100x a gram
·
Bandingkanlah berat
kain tersebut dengan standar berikut untuk menentukan kontruksinya
·
Standar: kontruksi
ringan : 0-99 g/m2
Kontruksi sedang atau medium :100-139 g/m2
Kontruksi setengah berat :140-250 g/m2
Kontruksi berat : >250 g/m2
Analisis data
a1 = awal 0,13 g
akhir 1,07 g
a2 = awal 0,13 g
akhir 1,06 g
a3 = awal 0,14 g
akhir 1,09 g
a1 = 1,07 – 0,13 = 0,94 g
a2 = 1,06 – 0,13 = 0,93 g
a3 = 1,09 – 0,14 = 0,95 g
∑a = a1 + a2 + a3
= 0,94 + 0,93 + 0,95 = 2,82 g
Rata-rata
a = ∑a /3 = 2,82 / 3 = 0,94 g
Berat
kain = 0,94 x 100 = 94 g/m2
Jadi kain yang di amati termasuk dalam konstruksi
kain ringan
2.
TETAL
LUSI DAN TETAL PAKAN
Bahan :kain perca ukuran 10 cmx 10 cm
yang akan ditentukan kerapatanya.
Alat-alat :mistar, loupe(pick glass), gunting,
jarum
Cara
uji
·
Letakanlah loupe atau
pickglass diatas permukaan kain dengan posisi tegak lurus sejajar dengan arah
lusi dan arah pakan
·
Amati dan hitunglah
jumlah helai benang pada arah pakan sepanjang 1
cm atau 1 inchi, sehingga diperoleh tetal lusi dalam satuan helai/inchi
atau helai/cm
·
Ulngi perhitungan
sampai 3kali, kemudian hitunglah nilai rata-rata tetal lusi dengan menjumlahkan
ketiga angka ukuran misalnya(a1, a2, a3) helai/cm atau helai/inchi, kemudian
dibagi tiga sehingga diperoleh 1 helai/cm atau 1 helai/inchi
·
Lakukan sama hal yang
sama untuk menghitung nilai rata-rata tetal pakan
·
Bandingkanlah hasil
perhitungan tetal lusi dn tetal pakan dengan standart untuk menentukan tingkat
kerapatan kontruksi kain.
Satndar: kerapatan rendah : < 99 helai/inchi
Kerapatan sedang atau medium : 100-139 helai/inchi
Kerapatan tinggi : 140-250
helai/inchi
Bila
tidak terdapat loupe atau pickglass, menghitung jumlah helai lusi dn pakan ini
dapat dilakukan dengan menghitung kain sepanjang 1 cm kearah pakan untuk
menentukan tetal lusi dan 1cm kearah lusi untuk menentukan tetal pakan.jumlah
helai benang pada jarak 1 cm tersebut menu7ntukan tetal lusi8 dan tetal pakan
dalam helai/inchi.
Analisis data
Tetal Lusi = l1+
l2 + l3 = 136 + 124 + 69 = 329 helai /inch
Rata- rata tetal
lusi = 329 / 3 = 109,6 helai/inch
Pakan = p1 +
p2 + p3 = 339 helai /inch
Rata – rata
tetal pakan = 339 / 3 = 113 helai/inch
Jadi tetal lusi
termasuk dalam kerapatan sedang atau
medium dan tetal pakan termasuk dalam kerapatan
sedang atau medium
3.
CRIMP
BENANG LUSI DAN PAKAN
Bahan : kain perca ukuran 10 cmx 10 cm
Alat-alat : mistar, gunting
Cara
uji
·
Ambil dan keluarkan
benang lusi dan benang pakan dari setiap sisi kain persegi 10 cmx 10 cm ,
masing-masing sisi lima helai
·
Kelompokanlah m
asing-masing benang lusi 10 helai dan benang pakan 10 helai, dengan panjang rata-rata
10 cm.
·
Setiap helai benang
lusi diregang lurus pada permukaan mistar, diperoleh
C1,C2,C3,C4,C5,C6,C7,C8,C9,C10 dalam satuan cm
·
Hitung panjang benang
lusi rata-rata, dengan menjumlahkan C1+C2+C3+C4+C5+C6+C7+C8+C9+C10 kemudian
membagi dengan 10, misalnya diperoleh : C lusi cm
·
Maka crimp benang lusi
ditentukan dengan rumus :
% Crimp lusi = C lusi
– 10
X 100 %
10
·
Lakukan hal yang sama
untuk benang pakan untuk menghitung panjang rata-rata misalnya : C pakan
cm
·
Maka Crimp benang lusi
ditentukan dengan rumus :
% Crimp pakan = C pakan
– 10
X 100 %
10
Analisis
data
Percobaan 1
panjang
lusi = 10,2+10,2+10,6+10,7+10,4+10,6+10,3+10,2+10,4+10,5 = 104,2 cm
C
lusi
= 104,2 /10 = 10,42 cm
% Crimp lusi = C lusi
– 10
X 100 %
10
= 10,42 – 10
X 100 %
10
=
4,2 %
panjang
pakan = 10,2+10,2+10,2+10,6+10,2+10,3+10,4+10,7+10,2+10,2 = 103,2 cm
C
pakan =
103,2 / 10 = 10,32 cm
% Crimp pakan = C pakan
– 10
X 100 %
10
= 10,32 – 10
X 100 %
10
=
3,2 %
Percobaan 2
panjang
lusi =10,1+10,1+10,1+10,1+10,1+10,1+10,3+10,3+10,0+10,2 = 101,4 cm
C
lusi
= 101,4/10 = 10,14 cm
% Crimp lusi = C lusi
– 10
X 100 %
10
= 10,14 – 10
X 100 %
10
=
1,4 %
panjang
pakan = 10,1+10,5+10,1+10,2+10,7+10,1+10,5+10,1+10,6+10,0 = 102,9 cm
C
pakan =
102,9 / 10 = 10,29 cm
% Crimp pakan = C pakan
– 10
X 100 %
10
= 10,29 – 10
X 100 %
10
=
2,9 %
Percobaan 3
panjang
lusi = 10,6+10,6+10,9+10,7+11+10,8+10,9+11+10,7+10,7 = 107,9 cm
C
lusi
= 107,9/10 = 10,79 cm
% Crimp lusi = C lusi
– 10
X 100 %
10
= 10,79 – 10
X 100 %
10
=
7,9 %
panjang
pakan = 10,6+10,5+10,7+10,7+10,6+10,7+10,6+10,8+10,8+10,6 = 106,6 cm
C
pakan =
106,6/ 10 = 10,66 cm
% Crimp pakan = C pakan
– 10
X 100 %
10
= 10,66 – 10
X 100 %
10
=
6,6 %
Jadi
Percobaan 1
% crimp lusi 4,2 %
% crimp pakan 3,2 %
Percobaan 2
% crimp lusi 1,4 %
% crimp pakan 2,9 %
Percobaan 3
% crimp lusi 7,9 %
% crimp pakan 6,6 %
4.
NOMOR
BENANG LUSI DAN PAKAN
Bahan : Benang lusi dan benang pakan
yang telah diukur panjangnya + crimp
Alat : 1. Mistar
2. Timbangan listrik
Cara
Uji :
·
Periksalah jenis benang
apakah benang-benang lusi dan pakan tersebut benang staple atau filament. Untuk
benang staple kehalusan menggunakan sistim penomoran tidak langsung (Nm),
sedangkan benang filament menggunkan sistim penomoran langsung (D)
·
Sepuluh helai lusi sepanjang C cm yang telah diukur
crimp-nya ditimbang dengan timbangan analitis atau listrik yaitu Y gram
·
Maka kehalusan benang
tersebut dapat dihitung sebagai berikut :
Nm = 10 X panjang (c )
Y gram
D
= 9000
X ( y gram)
10 X panjang ( c )
Analisis
data
Benang
lusi dan pakan merupakan benang stapel
Percobaan 1
Plusi = 104,2 cm = 1,042 m
Blusi = 0,02 g
Nm
= Plusi / Blusi =
1,042 / 0,02 = Nm 52,1
Ppakan = 103,2 cm = 1,032 m
Bpakan = 0,02 g
Nm
= Plusi / Blusi =
1,032 / 0,02 = Nm 51,7
Percobaan 2
Plusi = 101,4 cm = 1,014 m
Blusi = 0,02 g
Nm
= Plusi / Blusi =
1,014 / 0,02 = Nm 50,7
Ppakan = 102,9 cm = 1,029 m
Bpakan = 0,02 g
Nm
= Plusi / Blusi =
1,029 / 0,02 = Nm 51,4
Percobaan 3
Plusi = 107,9 cm = 1,079 m
Blusi = 0,02 g
Nm
= Plusi / Blusi =
1,079 / 0,02 = Nm 53,9
Ppakan = 102,9 cm = 1,029 m
Bpakan = 0,02 g
Nm
= Plusi / Blusi =
1,029 / 0,02 = Nm 53,3
Jadi semakin besar
nomornya maka benang semakin halus
5.
ANYAMAN
KAIN
Bahan : kain perca ukuran 25 X 25 cm²,
yang akan ditentukan anyamannya
Kertas millimeter block atau kertas dengan
desain kotak-kotak
Alat-alat : 1. Mistar
2. Loupe ( pick glass)
3. Gunting
4. Jarum
Cara
Uji :
·
Letakkanlah kain diatas
meja dengan posisi cahaya dari depan jatuh keatas kain
·
Letakkan kaca pembesar
atau lup ( loupe) diatas kain pada arah lusi tegak llurus ( vertical)
·
Amatilah naik-turunnya
benang lusi dan pakan untuk memahami silang anyaman
·
Gambarkan pola anyaman
benang yang diamati pada kertas berkotak atau millimeter bllock yaitu dengan
kotak terisi untuk menggambarkan lusi naik.
·
Pengamatan dapat juga
dilakukan dengan mengurai benang pakan satu persatu, samping mengamati
lusi-lusi yang naik dan turun.
Langganan:
Postingan (Atom)