Busana
atau pakaian merupakan kebutuhan pokok yang bersifat primer bagi
manusia.pakaian berfungsi sebagai penutup tubuh dari pengaruh cuaca dan
lingkungan, sekaligus berfungsi untuk memperindah penampilan bagi yang
memakainya.teknilogi kemajuan tekstil member pengaruh yang sangat segnifikan
terhadap perkembangan fungsi pakaian, dengan mengembangkan berbagai spesifikasi
bahan tekstil.nano teknologi misalnya, menghasilkan produk tekstil yang dikenal
dengan istilah smart textiles. Yaitu
bahan tekstil yang memiliki sensitifitas tinggi terhadap perubahan temperature,
bahkan getaran.kain atau bahan tekstil
tersebut dimanfaatkan sebagai bahan tekstil untuk kesehatan karena mampu
mengatasi masalah kelainan irama jantung, atau kematian mendadak pada bayi.
Perkembangan dalam bidang teknologi pakaian jadi juga tidak
kalah pesatnya.proses pembuatan desain, pola, dan pemotongan kain dan
penjahitan dilakukan dengan menggunakan computer dan mesin-mesin digital
berkecepatan tinggi.semua aspek teknologi ini berpengaruh pada mutu pakaian
yang dihasilkan.mesin-mesin dengan teknologi tinggi ini memiliki tingkat
akurasi yang tinggi, sehingga dapat mengendalikan dan mengantisipasi cacat pada
kain jadi.produktivitas meningkat dan selalu ditingkatkan untuk memenuhi
permintaan konsumen.
Seiring
dengan meningkatnya permintaan, tuntutan terhadap mutu juga semakin tinggi.konsumen
lebih memilih pakaian jadi atau busan berkualitas untuk digunakan, dan segera
melakukan complain bila harapan mereka tidak terpuaskan.oleh karena itu,
industry pakaian jadi atau produsen pakaian harus semakin siap menghadapi
harapan konsumen yang terus meningkat.produsen pakaian dituntut untuk dapat
mngendalikan mutu pakaian yang dihasilkan, mulai dari tahap bahan baku sampai
menjadi pakaian atau busana siap pakai.
Pengetahuan atau keterampilan untuk
menganalisis mutu bahan baku dan mutu pakaian jadi menjadi factor yang sangat
penting sebagai bekal untuk menghasilkan produk pakaian jadi atau busana yang
bermutu.
analisis mutu tekstil yang meliputi identifikasi
serat, dekomposisi kain, analisis cacat kain, kenyamanan dan keawetan dilakukan
pada saat memilih bahan baku untuk busana, untuk disesuaikan dengan tujuan
pemakaian busana dan karakteristik desainya.dengan mengetahui mutu bahan
tekstil ini, industry garmen dan konveksi yang memesan bahan baku dari industry
tekstil, dapat melakukan pemeriksaan apakah bahan baku tersebut sesuai karakteristik dengan
yang diinginkan.dapat dikatakan bahwa pemeriksaan mutu bahan tekstil merupakan
preventive action terhadap terjadinya cacat atau kondisi yang tidak sesuai pada
pakaian jadi.pemeriksaan atau uji mutu ini juga dapat menghindarkan konsumen dalam
hal industry pakaian jadi dari penipuan atau ketidaksesuaian harga.misalnya
kain cacat tidak perlu dibayar dengan harga kain grade A.jadi, proses
pemeriksaan mutu ini memberikan kepada pembeli posisis tawar (bargaining
position) yang lebih baik.
Analisis
mutu busana digunakan untuk menentukan grade pakaian jadi, serta memberikan
perlindungan kepada konsumen untuk tidak membeli pakaian dengan mutu yang
rendah.kalaupun harus membeli, konsumen dapat memperoleh harga yang layak untuk
mutu pakaian yang dibeli tersebut.
Prosedur
dan tek uji yang disajikan dalam analisis mutu tekstil dan busana ini, mengacu
pada standart nasional Indonesia (SNI) untuk uji tekstil dan pakaian
jadi.meskipun demikian terdapat penyesuaian-penyesuaian dalam acara uji dengan
kondisi di apanagan.
Teknik uji yang dilakukan dwlam praktikum kali ini
bertujuan mengetahui tingkat kemampuan kain untuk mengetahui tingkat kemampuan
kain untuk menyerap air.
PEMBAHASAN
Pengujiandaya
serap air adalah salah satu pengujian tingkat kenyamanan
(comfortability)dipakai dari suatu bahan tekstil.daya serap air yang baik
menunjukan kemampuan kain menyerap keringat, sehingga kain terasasejuk.daya
serap air diukur melalui 3 indikator:
1. Daya
basah (wettability)
2. Daya
resap(wet pick up)
3. Daya
kapilaritas(kapilarity)
a. Pengujian
daya basah(wettability)
Daya
basah menunjukan kecepatan pmbahasan kain.besarnya diukur berdasarkan waktu
yang diperlukan kain untuk menyerap tetesan air yng jatuh pada permukaan kain tersebut
dalam keadaan tegang.
Bahan:
perca kain yang cukup luas (25x25 cm2), dan air
Alat:
pipet kecil, pembidangan (ram) dan stopwatch
Cara
uji:
Regang
kain perca pada pembidangan, sehingga permukaan kain cukup tegang.
Tetesi
permukaan kain tersebut dalam posisi mendatar dan jalankan stopwatch pada waktu
yang bersamaan dengan saat penetesan air.
Amati
saat ketika tetesan air menghilang dari permukaan kain karena terserap oleh
kain.
Pada
saat itu juga matikan stopwatch dan
cacat waktu pembasahan.
Lakukan
sampai 5 kali pengukuran dan ambil harga rata-ratanya sebagai waktu pembasahan
rata-rata.
Standar
penilaian daya basah:
0-2 menit: daya basah tinggi
2-5 menit: daya basah sedang
Ø 5
menit :daya basah rendah
b.pengujian daya
serap (wet pick up)
pengujian daya serap bermaksud
mengukur kemampuan kain menyimpan air secara normal bila kain tersebut direndam
dalam air.daya resap dinyatakan dalam %WPU yang menunjukan perbandingan berat
air yang ada dalam kain dengan berat kain dalam keadaan kering.
Cara uji :
-
Timbang satu persatu
contoh uji, hitung berat rata-rata kain dalam keadaan kering (Bk)
-
Rendam ketiga helai
contoh uji dalam air tersebut selama 10 menit
-
Aduk-aduk beberapa kali
selama perendaman tersebut agar seluruh bagian kain terbasahi merata.
-
Angkat kain tersebut an
tiriskan hingga tidak adak ada lagi air yang menetes
-
Timbang masing-masing
contoh uji dalam keadaanbash tersebut, dan hitung harga rata-ratanya sebagai
berat bash (Bb)
-
Hitung %WPU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar