Sabtu, 19 April 2014

Tie Dye


 
Tie Dye (Celup Ikat)

Tie dye atau celup ikat merupakan salah satu teknik mewarnai kain dengan cara di ikat dahulu kemudian di celup kedalam zat warna yang kemudian akan membentuk corak unik yang terbentuk oleh ikatan tersebut. Namun kini celup ikat tidak hanya dapat dilakukan dengan cara dicelup, tapi dapat juga dilakukan dengan cara disiram, disuntik, spray, dll. Celup ikat menggunakan tali, benang, dan karet sebagai bahan penghambat atau perintang warna. Celup ikat dikenal dibeberapa daerah di Indonesia  dengan nama jumputan, tritik (Jawa Tengah dan Yogyakarta, Sasirangan (Banjarmasin), dan Pelangi (Palembang).
Alat dan Bahan Celup ikat
Alat yang digunakan untuk mewanai kain dengan teknik Celup ikat, antara lain: tali, benang, karet. Benda-benda ini berfungsi sebagai alat pengikat bentuk-bentuk tertentu pada latar kain yang akan merintangi dan menghambat teresapnya warna pada bagian-bagian tersebut. Umumnya teknik Celup ikat menggunakan bahan dasar teksil dari serat alam, seperti: katun, sutra, atau rayon. Selain itu, juga digunakan alat pendukung pembentuk motif, seperti: kerikil, kelereng, biji-bijian, kayu, plastik, dan jarum jahit.
Pewarna tekstil untuk Celup ikat menggunakan pewarna sintetik dengan pencelupan dingin. Zat pewarna sintetik ini dapat diklasifikasikan menjadi jenis pewarna langsung (rapid, procion, dan rhemazol). Alat untuk proses pewarnaan, antara lain: ember, spray bekas parfum, bekas botol air mineral dll. Ukuran dan jumlah alat-alat tersebut disesuaikan dengan jumlah dan jenis pewarna yang akan digunakan.
1. Pembuatan corak
Teknik pembentukan corak pada celup ikat terdiri dari teknik jumputan, lipat, gulung,dan jahit jelujur
a) Teknik jumputan, dilakukkan dengan memegang permukaan kain dengan ujung jari. Setelah itu, permukaan kain tersebut diikat dengan kuat. Cara mengikatnya dilakukan dengan ikatan datar, miring, dan kombinasi.
b) Teknik lipat, gulung, dan jelujur, dilakukan dengan cara meliputi, menggulung, atau menjelujur/menjahit kain. Setelah itu, kain ditarik samnpai terkumpul, lalu diikat hingga kencang.
Pada saat mengikat, jalinlah kain dengan kuat sehingga membentuk corak yang optimal. Untuk mendapatkan corak tertentu, bagian pada latar kain diisi dengan kerikil atau biji-bijian, selanjutnya bahan-bahan pendukung ini memudahkan zat warna masuk kedalam pori-pori kain. Setelah semua rancangan diikat, kain siap diwarnai, yitu dengan cara dicelup.
Teknik jahit yang digunakan dalah jahit jelujur dengan jarak yang tidak terlalu rapat. Seluruh corak dijahit di bagian pinggirnya dengan satu jahitan atau lebih. Setelah seluruh corak dijahit, benang ditrik dengan kuat hingga permukaan kain mengkerut, rapat, dan padat. kekuatan menarik benang ini perlu diperhatikan karena menentukan kualitas corak yang dihasilkan. Efek kerutan akan muncul membentuk corak yang sangat menarik. Penggambaran corak dilakukan terlebih dahulu diatas kertas, kemudian dibuat polanya di atas karton tebal. Corak ini kemudian digambar di atas kain berdasarkan pola dari karton tebal.
c) Custom, anda dapat membuat corak sesuai keinginan, tentu saja dengan cara dan teknik khusus. Seperti gambar dibawah ini:
Corak Tie Dye
2. Pewarnaan
Pewarnaan celup ikat dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu celup dan colet.
a) Pencelupan, dilakukan dengan cara memasukan seluruh bagian kain yang telah diikat kedalam larutan warna. Apalagi jumlah warna yang diinginkan lebih dari satu, pencelupan perlu dilakukan berulang-ulang untuk mendapatkan jumlah warna yang diinginkan. Namun sebelum sebelum pencelupan berikutnya, kita harus menutup bagian kain tertentu dengan bahan penutup pendukung seperti plastik atau bahan lentur lain yang kedap cairan.
Dengan teknik ringtang melalui ikatan dan jahitan akan muncul corak yang beragam. Pada saat mencelup janngan llupa menggunakan sarung tangan plastik, agar racun yang terkandung dalam zat pewarna tidak meresap ke dalam tubuh melalui pori-pori tangan.
b) Colet, Colet adalah cara memberi warna pada bagian-bagian tertentu di permukaan kain. Alat yang digunakan adalah kuas. Pencoletan biasanya dilakukan untuk mewarnai bagian corak yang kecil atu terlalu sedikit bila harus dicelup. Pada umumnya teknik pewarnaan pada celup ikatsering dilakukan dengan memadukan colet dan celup untuk mendapatkan kain dengan corak yang kaya warna.
c) Disiram dan spray, dilakukan dengan cara menyiram atau menyemprot kain dengan zat warna pada bagian-bagian tertentu sehingga menimbulkan corak warna tertentu. Selain mudah dilakukan, dengan cara ini kita dapat menghemat zat warna kita.
Menbuat Celup ikat
Langkah2 Tie Dye
Berikut ini adalah langkah-langkah mewarnai kain dengan teknik celup ikat.
1. Siapkan kain, kaos, celana, atau apapun yang diinginkan untuk di celup ikat
2. Bentuk pola corak yang diinginkan
3, Pola corak terbentuk
4. Ikat dengan tali, benang, atau karet
5. Lakukan pewarnaan
Setelah proses pewarnaan selesai, kain direndam dalam larutan pengikat warna agar tidak mudah luntur. Kemudian kain dicuci dan ditiriskan. Setelah itu diangin-anginkan sampai kering. Tujuannya adalah untuk menghentikan proses perembesan zat warna kedalam lekukan kain.
Jenis ikatan

1. Jahitan
2. Ikatan yang diisikan dengan pelbagai objek
3. Lipatan dan ikatan
4. Simpulan


Bahan-bahan yang selalu  digunakan untuk menghasilkan teknik ikat celup ialah:

1. Kain sebaiknya kain kapas yang telah dibersih dan dikeringkan
2. Tali (tali rafia), benang, gelang getah
3. Batu, guli, duit syiling, kayu, biji saga dan sebagainya
4. Warna, dye (jenis remazol, dylon, primazine)
5. Bekas untuk pewarnaan (baldi)
6. Sodium silikat (pemati warna)
7. Sarung tangan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhy7RGelw_VarfRf5ynO_kAYOFqWwo1P6-kw9odZ2mtcw6wpEQg2jEtSiJdBTl5aKqxeTrKWSlPHiFJ1v3w_WL_Q9PQUOE3ajy1nN4Mbrg67De-uyDNOu4FpYhqScdP94BUHLC5T2DZExI/s1600/img48149776.jpg
Contoh pewarna fabrik (dye)



Proses

1. Bancuh warna dengan sedikit garam
2. Ikat kain, jahit atau simpul kain mengikut rekaan
3. Celup kain beberapa kali bagi mendapatkan kesan yang baik
4. Kain dikeringkan
5. Rendam/sapu dengan sodium silikat/pemati warna (jika perlu untuk mengekalkan warna)
6. Buka ikatan/jahitan atau simpulan
7. Basuh kain dan keringkan
*Bagi mendapatkan warna yang beraneka, kain perlu diulang ikat dan celup dengan warna-warna lain. Mulakan dengan warna yang cerah. Kaedah menyapu warna dengan berus atau menitis warna
juga boleh digunakan.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnmZtuAXU5lHYOtVdajM1Kp7fjSDrJQQxH-o77vT7akXW3VG6mJpr8Cqrqaky-Vc3trEhF90EUDdpaU-wrNaeVHFguJrBvNF8q47eqSMAvseR5jmwrDk9YX59vy1J8NIukCDadSKzdw-o/s320/resizedp1260837.jpg
warna yang dibancuh dengan air

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8sMdCzGpLWOjfV6BC1t16vKZqRKl5UP_3_oZ2cCb_2kgJvv7jSKdvhUofAOyM9ayWBD_2P5NPMyAvE4Jq49h9b8lHzIocBfVlQM1cIWJfmfcA1AWRxhsZR80EYCp3bMN0FaOeV77jyIA/s320/ball-tie-dye-circles.jpg
ikatan mestilah kuat agar warna tidak menyerap ke dalam ikatan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSEBocq2orc2FVHGUBZHGVlvrdXD9IXTDH_Oq62j4s64-W9nwhyJ_yEnpOVUI2tRpLk1B8yc3mH75YvS7GBq5KngGaClM2bCTTxVEtWT_kGZ952N0JwpAtHLDyksgY6PpYMM6xOgLOyCQ/s320/GemmaTieDyeShirt.jpg
contoh hasil  ikat celup pada kemeja T

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoqEC5P9Exxf8yNuI2BC4F8MAdY2Qu411ZThrlSS2p9eLZRNTwXojCWbGC2bUmih3HtqO8xzmI0xR3AI6_ik1WVcz2nZZhldyucNSb2xyiCbmzRPmRVm3ze9QvkypX3WI9jarRaFWMUbs/s320/416833_356086237744213_100000285181238_1322028_323336030_n.jpg
contoh beg ikat celup
  
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9LkNqaZxvOBkDBH3DzzOGMeNbssGhAqvISKb_ENq8WmhY0qTIVqSvDhl4dQbi7HBKhIMPPSUzIhxwYbq6EgxC7Mta80YR010eMsB50594ceG2Pmn2BO1G3EQvRPrGTpgJKwmeBiagiDA/s320/MO_tiedye_detail.jpg
1. Siapkan alat dan bahannya
Alat dan bahan berupa kain putih (katun, sutra), sabun cuci/ detergen, bahan pengisi (batu kecil, kelereng, biji-bijian), balok kayu, bahan pengikat (tali rafia, karet, benang), jarum, gunting, pewarna (sintetis/ alam), botol, karet busa, kuas, sarung tangan, kompor, panci, dan setrika. Alat dan bahan tersebut mudah didapat, misalnya dapat dibeli ditoko, dapat dibuat sendiri atau memanfaatkan barang-barang bekas yang ada disekitar rumah.
2. Siapkan Kain
Kain yang akan diwarna dicuci dengan air panas yang dicampur dengan sabun. Hal ini dilakukan untuk menghindari kain mengkerut. Setelah dicuci dengan air sabun, kain dibilas hingga bersih dan peraslah. Selagi masih lembab lakukan proses pengikatan.
Pencucian kain
(Sumber gambar: Buku “Batik dan Jumputan” by Joko Dwi Handoyo)
3. Proses Pengikatan Kain
Buatlah pola desain sebelum proses pengikatan. Pada tahap permulaan, kita berlatih membuat pola dasar. Setelah itu kita dapat melanjutkan latihan dengan pola yang lebih variatif. Bisa juga dengan menjumput kain dan masukan batu lalu ikatlah. Buatlah beberapa jumputan.
Proses pengikatan
(Sumber gambar: http://yokimirantiyo.blogspot.com)
4. Proses Pewarnaan
Warna mempengaruhi hasil desain. Penggunaan warna lebih dari satu lebih rumit dalam pengerjaannya. Pewarnaan dimulai dari warna yang paling muda. Warna gelap digunakan pada tahap pewarnaan paling akhir. Untuk membuat berbagai warna digunakan tiga warna dasar merah, kuning dan biru. Campuran warna merah dan biru menghasilkan warna ungu. Merah dan kuning menghasilkan warna jingga atau orange. Kuning dan biru menghasilkan warna hijau. Untuk menghasilkan warna muda digunakan pewarna yang encer. Untuk warna tua digunakan pewarna yang pekat dan kental.
Pewarnaan bisa dilakukan seperti saat pewarnaan kain batik. Namun biasanya untuk menghasilkan warna yang bagus dan tahan lama, kain jumputan diwarna dengan cara direbus. Caranya: siapkan panci pewarnaan. Perhitungkan besar kecilnya panci agar dapat menampung seluruh kain yang akan diwarna. Panci harus cukup besar untuk menampung kain sehingga kain tidak tumpang tindih. Isilah panci dengan air panas, lalu masukkan pewarna yang warnanya gelap karena lebih mudah merata daripada yang terang. Pewarna yang warnanya terang dapat diencerkan untuk mendapatkan hasil yang rata. Letakkan panci di atas api agar tetap panas selama proses pewarnaan. Hasil pewarnaan akan awet. Gunakan bilah kayu untuk memutar-mutar kain dalam larutan sampai warnanya merata.
Proses Pewarnaan
(Sumber gambar: Buku “Batik dan Jumputan” by Joko Dwi Handoyo)
5. Proses Pencucian Kain
Proses pewarnaan dilakukan selama satu jam. Kain kemudian diangkat dan dibilas dengan air yang mengalir hingga bersih. Rendamlah kain yang sudah bersih tersebut dalam larutan cuka. Hal ini dilakukan untuk mencegah agar warna kain tidak luntur. Setelah dibilas bersih, ikatan pada kain dilepas satu persatu. Kain dibilas lagi dalam air mengalir hingga jernih. Setelah bersih, kain dibentangkan di jemuran agar kering. Kain yang sudah kering disetrika supaya kain halus dan pola yang dihasilkan terlihat.
Ada beberapa teknik untuk menghasilkan motif yang unik dan menarik yang bisa kita pilih, antaranya yaitu:
a. Ikat Mawar
Kita mulai membuat lingkaran dengan menjumput kain. Ikatan bagian dasar jumputan dengan tali karet. Garis tengah lingkaran yang akan terbentuk dua kali tinggi jumputan kain.
Ikat Mawar
(Sumber gambar: Buku “Batik dan Jumputan” by Joko Dwi Handoyo)
b. Ikatan Mawar Berbelit atau Ledakan Matahari
Membuat pola ikatan mawar berbelit sama seperti membuat ikatan mawar. Kita mulai mengikat bagian dasarnya. Teruskan dengan membuat ikatan spiral menuju puncak jumputan. Bila ingin membuat pola yang lebih rumit lagi buatlah tali yang lebih banyak.
Ikatan Mawar Berbelit atau Ledakan Matahari
(Sumber gambar: Buku “Batik dan Jumputan” by Joko Dwi Handoyo)
c. Ikatan Donat atau Mawar Ganda
Ikatan donat membentuk pola desain lingkaran berlapis. Ikatan donat dibuat dengan cara memegang dasar kain dengan tangan kiri.
Ikatan Donat atau Mawar Ganda
(Sumber gambar: Buku “Batik dan Jumputan” by Joko Dwi Handoyo)
d. Ikatan Garis
Kita memulai membuat garis dengan kapur atau pensil. Kain dilipat menurut garis dan diikat kuat-kuat. Untuk membuat beberapa garis, tariklah beberapa garis pedoman.
Ikatan Garis
(Sumber gambar: Buku “Batik dan Jumputan” by Joko Dwi Handoyo)
e. Ikatan Garis Ganda
Garis ganda digunakan untuk membuat pola desain kain yang ukurannya tidak beraturan. Untuk menciptakan garis yang tidak teratur mulailah dengan membuat lipatan. Tekuklah kemudian jumputlah untuk membuat ikatan.
Ikatan Garis Ganda
(Sumber gambar: Buku “Batik dan Jumputan” by Joko Dwi Handoyo)
f. Ikatan Pengerutan
Teknik pengerutan menghasilkan desain pola marmer. Pola marmer dibuat dengan cara mengerutkan kain secara tidak teratur. Ikat kain kuat-kuat agar kerutan tidak lepas. Bila ikatannya kuat, maka menghasilkan motif ceplok-ceplok putih.
Ikatan pengerutan
(Sumber gambar: Buku “Batik dan Jumputan” by Joko Dwi Handoyo)
g. Ikatan Penggumpalan
Teknik penggumpalan baik sekali digunakan untuk mewarnai kain yang sempit dengan pola bebas. Pola ini dapat dibuat dengan cepat dan mudah. Bentuklah kain menjadi gumpalan, lalu ikat dengan tali karet. Bila kainnya basah dan ikatannya kuat, maka warna yang terserap sedikit.
Ikatan Penggumpalan
(Sumber gambar: Buku “Batik dan Jumputan” by Joko Dwi Handoyo)
h. Mengikat Benda
Pola ini dibuat dengan mengikat benda yang ukurannya seragam. Contohnya kelereng yang diikat dengan teknik ikatan mawar kecil. Bila ikatan-ikatan itu dipasang berjajar, maka pola yang dihasilkan berupa jajaran lingkaran yang seragam.
Mengikat benda
(Sumber gambar: Buku “Batik dan Jumputan” by Joko Dwi Handoyo)
i. Ubar Setik
Pola ini pembuatannya lebih rumit. Membuat ubar (warna) setik diperlukan benang dan jarum. Desain garis dibuat dengan cara menjahit jelujur membentuk garis. Desain pola donat dibentuk kupu-kupu, jantung, daun atau bentuk apapun sesuai dengan desain yang kita inginkan. Ujung benang pada setik ditarik kuat-kuat dan diikat sebelum diwarna.
Ubar Setik
(Sumber gambar: Buku “Batik dan Jumputan” by Joko Dwi Handoyo)
Kain Jumputan dengan berbagai teknik dan motif
Kain Jumputan
(Sumber gambar: http://etalasemuslimah.wordpress.com)
Proses jumputan
(Sumber gambar: http://soerya.surabaya.go.id)



HASIL PRODUK

1 komentar: